Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karakteristik Siswa Anak Kelas V SD Menurut Para Ahli

Karakteristik Siswa Anak Kelas V SD Menurut Para Ahli

Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik siswa. Setiap siswa sekolah dasar berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan sosial maupun non sosial meningkat.

Menurut Buhler (1930) dalam bukunya The First of Life fase perkembangan anak usia 9-11 tahun mencapai objektivitas tertinggi atau bisa juga disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, bereksperimen, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar. Pada akhir fase ini, anak mulai “menemukan diri sendiri” secara tidak sadar (Sobur, 2009: 132). Meskipun antara siswa yang satu dengan siswa yang lain terdapat perbedaan individual, namun pada umumnya mereka mempunyai kesamaan. Masa usia sekolah dasar merupakan tahapan perkembangan penting bagi perkembangan selanjutnya.

Di dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, dan materi dengan segala sumber belajar bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Upaya penciptaan dan pemeliharaan kelas yang memungkinkan peserta didik belajar secara efisien memungkinkan peserta didik belajar lebih baik.

Peserta didik berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 4 mencantumkan bahwa “Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusah mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”. Masa usia Sekolah Dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
Piaget menyatakan mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : 1) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, 2) tahap operasional usia 2-6 tahun, 3) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, 4) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas (Suharjo, 2006: 37).

Siswa kelas V (lima) biasanya berusia 10-12 tahun menurut Piaget umur ini termasuk dalam fase operasional kongkret. Dalam fase ini bersama dengan pubertas anak-anak dapat mengembangkan pola-pola berpikir formal seutuhnya. Mereka mampu memperoleh ”strategi” yang logis, rasional dan abstrak.

Kemampuan anak pada stadium operasional konkret (10 - 12 tahun) juga mengadakan konservasi. Anak sudah mampu mengerti operasi logisnya reversibilitas. Namun ada juga “kekurangannya” dalam cara berfikir yang operasional konkret. Anak mampu untuk melakukan aktifitas logis tertentu (operasi) tetapi hanya dalam situasi yang konkret. Dengan kata lain bila anak dihadapkan dengan suatu masalah (misalnya masalah klsifikasi) secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkret maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik.

Anak pada masa operasional konkret belum untuk membedakan antara hasil ciptaan mentalnya sendiri dengan hal-hal yang nyata. Ditandai dengan apa yang disebut dengan realitas asumtif, yaitu anak melihat kenyataan berdasarkan informasi terbatas dan tidak dipengaruhi informasi baru atau informasi bertentangan. Pada masa ini anak merasa lebih tahu dari orang tua. Pada usia ini anak lebih percaya pada teman-teman sebaya atau pada guru. Anak aktif dan mempunyai perhatian yang besar pada lingkungan.

Siswa kelas V SD yang rata-rata usianya 10-12 tahun adalah anak yang sedang mengalami pertumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan fisik, dimana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama.

Basset, Jacka, dan Logan mengemukakan bahwa karakteristik siswa usia Sekolah Dasar adalah secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; senang bermain dan lebih suka bergembira/riang; suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru; biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-kegagalan; mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi; dan mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya (Sumantri dan Permana, 2001: 11).

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas V SD termasuk dalam tahapan operasional konkret yaitu usia 10-12 tahun. Pada masa ini cara berfikir anak masih konkret belum bisa berfikir secara abtrak. Sehingga dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat yang pada penerapannya berkaitan dengan materi secara langsung dengan apa yang mereka alami di lingkungan akan memudahkan siswa dalam memahami dan meningkatkan pembelajaran. Guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.

Nah demikianlah Karakteristik Siswa Anak Kelas V SD Menurut Para Ahli, semoga bermanfaat bagi adik-adik kuliah yang membutuhkannya. Jangan lupa share ke temaan-teman yang membutuhkan informasi ini.

1 komentar untuk "Karakteristik Siswa Anak Kelas V SD Menurut Para Ahli"

  1. apakah semuda itu bisa menjadi PNS ?saya honorer SD sudah 12 tahun.....kalau memang semudah itu, mungkin sudah banyak guru honorer yangbsdh jadi PNS

    BalasHapus